LARANGAN BAGI ORANG ISLAM UNTUK MEMILIH WALI / PEMIMPIN DARI KALANGAN NON MUSLIM, DENGAN MENINGGALKAN ORANG ISLAM
Dari
jaman Rasulullah, hidup berdampingan/berbaur dengan kaum non muslim
sudah biasa terjadi. Pada jaman moderen sekarang ini pun hidup
berdampingan dengan non muslim, merupakan suatu hal yang tidak bisa
dihindari . Dan itu bukanlah suatu
masalah, karena islam mengakui kebebasan setiap manusia untuk memilih
agamanya dan mengajarkan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama, namun
dengan konsekuensi bahwa kelak di akherat setiap manusia akan
mempertanggung jawabkan pilihannya tersebut di hadapan ALLAH pencipta alam semesta ini.
Nah... dalam keseharian tentunya seorang mukmin harus punya standar , bagaimana bersikap terhadap non muslim.
Di dalam Alqur’an dengan tegas, ALLAH SWT melarang kaum
mukmin untuk menjadikan orang kafir sebagai wali, pemimpin ataupun
orang kepercayaan, yang dikarenakan dikhawatirkan mereka akan berkhianat
dan membuat kerusakan dengan berbuat dosa di muka bumi. Larangan
tersebut tercantum dalam surah ALI IMRAN :
Janganlah
orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan
meninggalkan orang-orang mu'min. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya
lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara
diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan
kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu). (QS ALI IMRAN : 28)
Jadi dalam hal ini apabila masih ada orang islam sebagai pilihan, maka orang islam itulah yang lebih baik dipilih sebagai wali / pemimpin ataupun orang kepercayaan. Tentu kita akan bertanya mengapa demikian ? , jawabnya adalah : bahwa dalam pandangan ALLAH seorang mukmin lebih bisa dipercaya dalam mengemban
amanah , karena orang MUKMIN lah yang oleh ALLAH diharapkan menjadi
umat pilihan, yaitu umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang makruf (baik) dan mencegah dari yang munkar (kejahatan),
sebagaimana termaktub dalam surah ALI IMRAN ayat 104 sebagai berikut :
Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung. (QS ALI IMRAN : 104)
Dan ayat – ayat lain dalam AL QUR’AN yang mempunyai kandungan yang sama dengan QS ALI IMRAN : 28 di atas antara lain adalah sebagai berikut :
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi
dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah
pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil
mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang zalim. (QS AL MAA-IDAH : 51)
Adapun
orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian
yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang
telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka
bumi dan kerusakan yang besar. (QS AL ANFAAL : 73)
Penerapan perintah ALLAH pada ayat-ayat di atas dalam kehidupan se hari-hari adalah :
- Apabila
kita adalah orang yang memegang kewenangan untuk menentukan/memilih
seseorang untuk menduduki jabatan tertentu, yang berpengaruh bagi
kemaslahatan umum, maka pilihlah orang islam yang taat sebagai pilihan
kita, agar amanah bisa terjaga.
- Dalam
memilih seorang pemimpin, entah itu kepala desa, camat, Bupati,
Gubernur ataupun presiden, maka bila memungkinkan pilihlah dari kalangan
mukmin yang taat, agar amanah bisa terjaga.
Dan jika hal ini tidak kita laksanakan sesuai perintah ALLAH, maka sebagaimana dinyatakan dalam QS AL ANFAAL ayat
73, maka akan terjadi kekacauan di muka bumi yang dikarenakan
dikhianatinya sebuah amanah, dan tentu saja kita ikut bertanggung jawab
terhadap dosa dan kekacauan yang ditimbulkan, karena pada
dasarnya, apabila ada kemungkaran sedang berlangsung, maka wajib bagi
setiap muslim untuk mencegahnya sesuai dengan kemampuan. Bila mampu dengan tindakan, maka cegahlah dengan tindakan, bila tidak mampu, maka dengan ucapan atau nasehat, bila inipun tidak mampu, maka tolaklah dengan hati, dan itulah selemah-lemah iman.
Akhirnya...., marilah kita
bersama-sama senantiasa berusaha untuk melaksanakan segala perintah
ALLAH. Kita harus yakin bahwa ALLAH lebih mengetahui mana yang baik dan
mana yang buruk bagi manusia. Akal manusia yang sempitlah yang
kadang-kadang membuat suatu perintah ALLAH terasa tidak cocok buat
manusia, karena cara pandang kita yang individual. Sedangkan ALLAH
memandang segala sesuatu dengan cakupan yang lebih luas dan detail.
Nah...... semoga ALLAH senantiasa
melimpahkan rakhmatNYA bagi semua mukmin, dan memberikan kekuatan untuk
lebih meningkatkan iman, aaamiiiin .
Wassalaamu Alaikum Warakhmatullaahi Wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar